img_title
Sejumlah sesepuh dan petinggi desa membakar sesaji dan berdoa untuk memulai ritual perang obor di Desa Tegalsambi, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Perang Obor Antar Warga di Jepara

lewat 5 tahun lalu
Dhana Kencana
img_title
Photo Gallery
7 Photo

VIVA – Ritual perang obor merupakan upacara tradisional yang digelar sebagai ungkapan rasa syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah panen serta dijauhkannya sengkala atau penyakit. Ritual ini sudah berlangsung turun-temurun di Desa Tegal Sambi, Jepara, Jawa Tengah. Pelaksanaan perang obor menggunakan perhitungan kalender Jawa atau Arab, yaitu pada hari Senin Pahing malam Selasa Pon di bulan Dzulhijah. Obor dibuat dari bahan utama daun kelapa kering (blarak) dan daun pisang kering (klaras). Selain itu juga disiapkan sesajian untuk para leluhur. Peserta perang obor adalah laki-laki penduduk Tegalsambi, berusia minimal 17 tahun sehat jasmani, rohani dan tidak gampang emosi. Sebab obor hanya boleh dipukulkan ke obor lawan, bukan ke tubuh dan harus dari arah depan. Peserta yang mengalami luka bakar diobati dengan minyak khusus dari kelapa yang dicampur bunga telon.